KEBAKTIAN KOMISI PEMUDA 15 Feb
2015 pk 09.30 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pdt. Nugroho
Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 2: 1
– 12; Markus 9: 2 – 9
Seperti postingan sebelumnya,
tema khotbah kali ini sama, tapi materi yang disampaikan berbeda detilnya, jadi
kita bisa dapetin oleh-oleh yang sama tapi beda rasa, hehehe… Kisah mengenai
permuliaan Yesus di atas gunung merupakan peristiwa transfigurasi. Transfigurasi
alias perubahan, menandakan juga perubahan kita. Jika kita menerima Yesus, kita
dipindahkan dari kodrat dosa menjadi kodrat ilahi. Kita yang tadinya udah
di’nasib’kan berdosa gara-gara Adam dan Hawa, punya kesempatan kedua untuk
kembali bersih dengan jalan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Di depan mata murid-muridNya, Yesus membuktikan bahwa kemuliaan Allah
bukanlah suatu cita-cita doang atau angan-angan belaka, melainkan suatu hal
yang nyata. Untuk mendapatkannya, manusia batiniah kita dan hati pikiran kita
harus terus dibaharui oleh Tuhan Yesus. Setiap saat. Jangan biarkan waktu yang
kita lalui berlalu dengan sia-sia, melainkan teruslah mendekat kepada Tuhan
supaya kita makin tahu apa kehendakNya.
Yakinlah bahwa kita telah mati bagi dosa (Roma 6: 1 – 4) agar kita
semakin serupa dan sempurna seperti Yesus. Nggak ada yang nggak mungkin.
Baharui terus hidup kita melalui pengakuan dosa. Inget, orang yang males
mengaku dosanya lama-lama mengarah kepada dosa kesombongan. Dia berpikir bahwa dia
perfect, terus dia bakalan mikir kalau dia nggak butuh Tuhan. Hey! Kita ini
ciptaanNya, kita butuh di-‘maintain’ oleh Dia. Kalau nggak, kita akan ‘rusak’
dan nggak berguna.
Identifikasi Yesus sebagai bagian dari Kerajaan Allah dibuktikan dengan
kehadiran Elia dan Musa. Kemesiasan Yesus diperlihatkan melalui penderitaan dan
kematian. Bayangkan betapa mahalnya harga setiap dosa yang harus kita bayar dan
telah Ia gantikan. Lunas. Saat Yesus masih hidup, Petrus tidak dapat melihat
kemesiasan Yesus dalam kematianNya, Petrus justru berpikir dengan pikiran
manusia dimana seharusnya mesias menjadi seorang yang dielu-elukan dan berjaya,
bukannya mati dengan tidak terhormat. Menurut Paulus, pikiran bahwa Yesus harus
menjadi raja yang berjaya adalah pikiran/ketertutupan hati, jauh dari pikiran
yang penuh dengan belas kasihan.
Dari peristiwa transfigurasi ini, tercermin puncak kemuliaan Tuhan yang
diikuti oleh peristiwa penyaliban dan kematian Yesus. Tujuan utama peristiwa
transfigurasi Kristus adalah penyelamatan dari Kristus bila kita mengikut Dia.
Kita akan dimuliakan bersama-sama dengan Dia. Sekarang, kitanya mau nggak
diselamatkan?