Minggu, 08 Februari 2015

Mengajar dan Berkata-kata dengan Kuasa


KEBAKTIAN KOMISI PEMUDA 1 Feb 2015 pk 09.30 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Sdri. Verawati
Bacaan Alkitab: Ulangan 18: 15 – 20; Mazmur 111; 1 Korintus 8: 1 – 13; Markus 1: 21 – 28

NGAJAR. NGOMONG. Keduanya terkait satu sama lain. Kalo denger kata ‘ngajar’ orang pasti ngebayangin seseorang di depan banyak orang lagi ‘ngomong’. Selain untuk ngajar, manusia sebagian besar berkomunikasi dengan ngomong. Lidah, yang adalah otot sepanjang 7 cm ini, memiliki fungsi yang luar biasa dalam kehidupan kita. Nggak semuanya fungsinya positif, yang negatif juga banyak. Perkataan yang dihasilkan dari gerakan-gerakan lidah yang bekerjasama dengan otak memiliki efek yang besar dan kecil. Perkataan yang berkuasa dapat mengusir roh jahat, menjadi berkat, dan memotivasi orang.

Dalam bacaan di Ulangan 18: 18, terdapat nubuatan Musa mengenai kedatangan seorang nabi yang berkuasa dalam perkataannya. Yang menjadi perantara untuk manusia dengan Tuhan Allah. Tuhan Allah telah menaruh firman dalam mulutNya sehingga kata-kata yang Ia keluarkan merupakan perintah Allah kepada manusia.

Kemudian dalam bacaan di 1 Korintus 8: 1 – 13 telah dinyatakan mengenai perintah agar manusia tidak menjadi sombong karena memiliki kepandaian. Terkadang ada manusia yang berpikir bahwa ia mampu meraih yang ia mau karena perjuangan yang ia lakukan, sama sekali lupa pada anugerah dari Tuhan. Saking sombong dan lupa, ia keceplosan dan ngomong kepada sesamanya dengan sikap pongah. Sama sekali nggak jadi kesaksian. Terlebih bila kita sebagai anak Tuhan yang sudah tahu kebenaran malah melakukan hal itu dan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tidak pantas. Lidah seperti pedang bermata dua, mampu memberkati dan mampu membunuh, oleh karena itu kita harus selalu minta kepada Roh Kudus agar Roh Kudus menjaga perkataan kita dan memberi peringatan pada kita supaya setiap perkataan yang kita keluarkan menjadi benar dan tidak menyakiti sesama.

Dalam Mazmur 111, kita diingatkan untuk selalu bersyukur karena kita memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan bisa berbahasa dengan baik. Pemazmur ingin kita menghormati, mengagumi, dan takut akan kuasa Tuhan. Berhikmat dapat kita miliki jika kita takut akan perintah Tuhan dan mau mengikuti kehendak Tuhan.

Kisah Tuhan Yesus yang ditulis dalam Markus 1: 21 – 28 menjadi contoh bagi kita bahwa bila kita dekat dengan Tuhan, mengenalNya dengan baik dan intim, perkataan kitapun dapat berkuasa dan jadi berkat bagi sesama. Tuhan Yesus yang mengusir setan dari tubuh seseorang yang kerasukan roh jahat membuktikan bahwa tak ada yang perlu kita khawatirkan mengenai kuasa gelap bila kita sendiri sudah dalam terangNya yang ajaib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar