Sabtu, 28 Februari 2015

Dimuliakan Dalam Kemuliaan Kristus

KEBAKTIAN UMUM 15 Feb 2015 pk 07.00 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pdt. Esakatri Parahita  
Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 2: 1 – 12; Mazmur 50: 1 – 6; 2 Korintus 4: 3 – 6; Markus 9: 2 – 9

Khotbah minggu ini bertemakan tentang kemuliaan Kristus. Bacaan Injil yang diambil juga mengisahkan momen kudus dimana Yesus dimuliakan di atas bukit dan 3 orang muridNya menjadi saksi. Mengapa harus 3 orang? Tidakkah cukup 1 orang saja? Tujuan Yesus membawa 3 orang muridNya adalah agar ada lebih dari 1 orang saksi yang melihat secara langsung saat Ia dipermuliakan. Pada saat itu, tubuh kemuliaan Yesus nampak, ini menjadi bukti bahwa Ia benar-benar Anak Allah.

Tujuan Yesus memperlihatkan kemuliaanNya adalah agar muridNya tahu bahwa Ialah sesungguhnya Sang Mesias. Dalam momen itu, nampak juga Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Musa yang saat turun dari gunung di jamannya disaksikan oleh bangsa Israel bahwa wajahnya sangat bercahaya sehingga harus ditutupi. Hal ini dikarenakan hubungannya yang intim dengan Allah. Sedangkan Elia adalah seorang yang diyakini bangsa Israel bahwa ialah yang mempersiapkan pertemuan bangsa Israel dengan Mesias.

Apa yang terjadi dengan Petrus dalam pengalaman rohani yang luar biasa itu? Ia malah kebingungan sampai tidak tahu harus berkata apa. Bayangin dong, kita aja kalo mendadak ketemu Bung Karno, misalnya, pasti ga tau harus bilang apa. Nyiapin pertanyaan juga nggak. Jadi, Petrus pada saat itu malah ngomongin hal-hal remeh seperti nyiapin kemah buat Musa dan Elia. Ckckck.. Sesuatu juga nih Petrus.. Gara-gara bagi Petrus suasananya jadi awkward, dia sampe ditegur untuk mendengarkan Yesus. Sama seperti kita yang harus mendengarkan perintah Tuhan, bukannya ngurusin hal-hal remeh dan ga penting.

Yesus ingin agar pengalaman ini nyata dalam perbuatan keseharian Petrus, perbuatan yang dapat meredakan badai. Sama juga untuk kita. Tuhan tidak akan membiarkan kita mengatasi badai sendirian karena ada kemuliaan Tuhan yang akan dinyatakan dalam badai yang menimpa kita. Maksudnya gimana sih? Maksudnya gini, coba bayangin kalau hidup kita sempurna. Mau kaya langsung kaya, nggak pake kerja keras, langsung punya banyak uang. Mau bahagia, nggak pake air mata, langsung bahagia. Mau kerjaannya berhasil, nggak pake berantem gontok-gontokan sama temen se-tim, langsung kerjaannya lancar jaya mulus kayak jalan tol di tengah malem. Terus, peran Tuhan mana? Semuanya sempurna, kita nggak perlu Tuhan. Taunya Tuhan ‘hanya’ Pencipta, bukan Penolong. Nah, dengan adanya ‘badai’ dalam hidup kita, Tuhan mau pakai kita untuk menjadi alat yang bisa memperlihatkan kemuliaanNya kepada orang-orang yang belum mengenal Dia. Rencana yang sempurna.

Oleh karena itu, letakkanlah segala sesuatu yang kita anggap wajib kita letakkan di bawah terang Kristus. Ujilah, apakah kehendak kita itu berkenan di hadapan Tuhan atau justru tidak. Bila kita berhenti mengandalkan diri kita sendiri, maka kuasa Tuhanlah yang bekerja mengatasi masalah kita. Mulailah minta apa yang kita inginkan kepada Tuhan, namun jangan perlakukan Dia seperti pelayan, mintalah dengan sabar dan minta juga agar hanya kehendak Dialah yang terjadi, bukan kehendak kita. Lalu nantikanlah jawaban Tuhan dengan sabar. Yakinlah, kehendak Tuhan adalah yang terbaik untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar