KEBAKTIAN UMUM 15 Feb 2015 pk
07.00 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pdt. Esakatri
Parahita
Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 2: 1
– 12; Mazmur 50: 1 – 6; 2 Korintus 4: 3 – 6; Markus 9: 2 – 9
Khotbah minggu ini bertemakan tentang kemuliaan Kristus. Bacaan Injil
yang diambil juga mengisahkan momen kudus dimana Yesus dimuliakan di atas bukit
dan 3 orang muridNya menjadi saksi. Mengapa harus 3 orang? Tidakkah cukup 1
orang saja? Tujuan Yesus membawa 3 orang muridNya adalah agar ada lebih dari 1
orang saksi yang melihat secara langsung saat Ia dipermuliakan. Pada saat itu,
tubuh kemuliaan Yesus nampak, ini menjadi bukti bahwa Ia benar-benar Anak
Allah.
Tujuan Yesus memperlihatkan kemuliaanNya adalah agar muridNya tahu
bahwa Ialah sesungguhnya Sang Mesias. Dalam momen itu, nampak juga Musa dan
Elia sedang berbicara dengan Yesus. Musa yang saat turun dari gunung di
jamannya disaksikan oleh bangsa Israel bahwa wajahnya sangat bercahaya sehingga
harus ditutupi. Hal ini dikarenakan hubungannya yang intim dengan Allah.
Sedangkan Elia adalah seorang yang diyakini bangsa Israel bahwa ialah yang
mempersiapkan pertemuan bangsa Israel dengan Mesias.
Apa yang terjadi dengan Petrus dalam pengalaman rohani yang luar biasa
itu? Ia malah kebingungan sampai tidak tahu harus berkata apa. Bayangin dong,
kita aja kalo mendadak ketemu Bung Karno, misalnya, pasti ga tau harus bilang
apa. Nyiapin pertanyaan juga nggak. Jadi, Petrus pada saat itu malah ngomongin
hal-hal remeh seperti nyiapin kemah buat Musa dan Elia. Ckckck.. Sesuatu juga
nih Petrus.. Gara-gara bagi Petrus suasananya jadi awkward, dia sampe ditegur
untuk mendengarkan Yesus. Sama seperti kita yang harus mendengarkan perintah
Tuhan, bukannya ngurusin hal-hal remeh dan ga penting.
Yesus ingin agar pengalaman ini nyata dalam perbuatan keseharian
Petrus, perbuatan yang dapat meredakan badai. Sama juga untuk kita. Tuhan tidak
akan membiarkan kita mengatasi badai sendirian karena ada kemuliaan Tuhan yang
akan dinyatakan dalam badai yang menimpa kita. Maksudnya gimana sih? Maksudnya
gini, coba bayangin kalau hidup kita sempurna. Mau kaya langsung kaya, nggak
pake kerja keras, langsung punya banyak uang. Mau bahagia, nggak pake air mata,
langsung bahagia. Mau kerjaannya berhasil, nggak pake berantem gontok-gontokan
sama temen se-tim, langsung kerjaannya lancar jaya mulus kayak jalan tol di tengah
malem. Terus, peran Tuhan mana? Semuanya sempurna, kita nggak perlu Tuhan.
Taunya Tuhan ‘hanya’ Pencipta, bukan Penolong. Nah, dengan adanya ‘badai’ dalam
hidup kita, Tuhan mau pakai kita untuk menjadi alat yang bisa memperlihatkan
kemuliaanNya kepada orang-orang yang belum mengenal Dia. Rencana yang sempurna.
Oleh karena itu, letakkanlah segala sesuatu yang kita anggap wajib kita
letakkan di bawah terang Kristus. Ujilah, apakah kehendak kita itu berkenan di
hadapan Tuhan atau justru tidak. Bila kita berhenti mengandalkan diri kita
sendiri, maka kuasa Tuhanlah yang bekerja mengatasi masalah kita. Mulailah
minta apa yang kita inginkan kepada Tuhan, namun jangan perlakukan Dia seperti
pelayan, mintalah dengan sabar dan minta juga agar hanya kehendak Dialah yang
terjadi, bukan kehendak kita. Lalu nantikanlah jawaban Tuhan dengan sabar.
Yakinlah, kehendak Tuhan adalah yang terbaik untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar