Minggu, 25 Januari 2015

Dipanggil Untuk Bertobat, Percaya, dan Mengikut Dia

KEBAKTIAN KOMISI PEMUDA 25 Jan 2015 pk 09.30 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pnt. Elizabeth Wina     
Bacaan Alkitab: Markus 1: 14 - 20

Postingan berikutnya langsung nih yah, hehe.. Seru nih bagiin Firman Tuhan yang abis gw dapet di gereja langsung di blog ini. Seperti minggu lalu, tema kali ini masih tentang dipanggil mengikut Yesus. Dibaptis dari kecil, menerima Yesus secara pribadi, dan akhirnya mengaku percaya dalam proses sidi memang merupakan flow umumnya seseorang menjadi Kristen, meskipun nggak semuanya seperti itu, dan itu nggak apa-apa, karena seperti di postingan sebelumnya, tiap orang punya cara yang berbeda dalam mengikut Yesus.

Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan yang erat kaitannya dengan bacaan kita kali ini tentang pemanggilan Yesus untuk murid-murid pertamaNya sesuai dengan injil Markus:

BERTOBAT. Makna dari kata bertobat ini luas. Nggak cuma sekedar manis di bibir untuk bertobat hari ini dan besoknya ngelakuin lagi. No. Tuhan bukanlah Tuhan yang bisa kita permainkan seperti itu. Bertobat itu merupakan suatu keputusan untuk meninggalkan dosa kita dan mengejar kebenaran yang sudah kita dapatkan dalam Alkitab. Attachment (duile kayak email aja) dari bertobat adalah: BERUBAH. Apa aja yang berubah? Pikiran dan hati kita berubah, berbalik kepada Tuhan dan setia melayaniNya. Setelah itu, misalnya orang-orang pada kagum akan perubahan kita yang positif, terus kita boleh gitu menyombongkan diri? Ya jelas nggak, karena pertobatan juga merupakan karunia Tuhan. Sama seperti berbagai berkat yang udah kita terima, pertobatan harus kita anggap sebagai karunia Tuhan yang nggak boleh kita sombongkan karena tanpa Tuhan, kita nggak bisa melakukan pertobatan itu.

PERCAYA. Alasan mengapa kita harus kita percaya ini ada banyak. Sebagai orang Kristen, alasannya bukan untuk supaya kita nanti mati masuk sorga, dapet berkat melimpah ruah, bisa kawin sama orang ganteng/cantik, dll dll, tapi kita percaya KARENA Tuhan kita adalah satu-satunya Tuhan yang mau mengambil inisiatif untuk mencari manusia, yang mau mengosongkan diriNya menjadi manusia, yang terus menyampaikan kabar baik dan keselamatan untuk manusia, yang mati, bangkit, dan naik ke sorga, yang terus menerus berpesan tentang iman, pengharapan, dan kasih. Ia juga adalah satu-satunya pribadi (ketika menjadi manusia) yang mengklaim Tuhan sebagai BapaNya dan mendedikasikan hidupNya untuk Allah Bapa, menurut rencana Bapa di Sorga.

MENGIKUT YESUS PENJALA MANUSIA. Penyerahan diri total dari Andreas dan Simon mencerminkan cara-cara untuk menjadi penjala manusia. Keluar dari comfort zone kita dengan mempersiapkan hati yang matang, memiliki peralatan yang benar dengan memiliki terang dalam diri kita, memiliki jala yang baik yang telah diperbaiki dan dibersihkan, punya kesabaran karena selalu ada tantangan dan proses, selalu percaya pada Tuhan bila ada kerikil-kerikil yang menghalangi jalan kita. Percaya bahwa Tuhan nggak membiarkan kita sendirian.

Dari 3 hal ini, kita tahu tujuan Tuhan memanggil kita itu berproses, nggak langsung jeger jadilah kita penjala manusia, tapi perlu proses pertobatan dan percaya kepadaNya dulu. Yakin bahwa Ia adalah satu-satunya Tuhan yang mampu mengubahkan kita yang berdosa menjadi seesorang yang menerima keselamatan dariNya yang sangat berharga. Itu nggak tergantikan.

Dipanggil Untuk Mengikut Yesus





KEBAKTIAN KOMISI PEMUDA 18 Jan 2015 pk 09.30 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Bpk. Imanuel Karno     
Bacaan Alkitab: Yohanes 1: 43 - 51

Selamat hari Minggu, teman-teman semua! Rada telat ngeposting nih, hehe.. Jalan-jalan ke puncak nih malem-malem sama keluarga pas di hari Minggu malem emang oke banget, ga macet sama sekali.. Anyway, di postingan kali ini, temanya mungkin (mungkin yah, ga tau yang laennya) mainstream. Bacaannya juga sering yah, tentang bagaimana Tuhan Yesus memanggil murid-muridNya yang pertama. Tapi seiring berjalannya waktu (tsaah..), tiap kita ngebaca bagian Alkitab yang berulang-ulang, pasti (dan ini pasti, gw yakin, asal kita sungguh-sungguh) ada sesuatu yang baru yang kita dapetin. Termasuk bacaan di minggu ini.

Nats Alkitab kali ini dimulai dengan pemanggilan Tuhan Yesus kepada Filipus. Proses setiap orang dalam mengikut Yesus itu beda-beda. Mau itu lama atau nggak, yang jelas proses itu menghasilkan cerita yang bisa mempengaruhi orang lain. Kayak setiap pasangan, suami –istri, mereka punya kisah cinta masing-masing yang pasti beda dengan pasangan lainnya. Ada yang kisahnya didominasi kejadian lucu, seru, sedih, dan macem-macem. Contohnya perbedaan pengalaman pertemuan dengan Yesus yang dialami oleh Saulus dan Filipus. Saulus, yang pada jaman dia ngebantai pengikut Yesus, ga sempet ketemu Yesus sama sekali. Tapi dia mengalami kemuliaan Yesus, ketemu dengan cara yang ajaib sampai dia harus buta dulu. Beda dengan Filipus yang bisa ketemu Yesus secara fisik dan bisa bersama-sama dengan Dia sebagai muridNya.

Dalam ayat 43, Yesus berkata, “Ikutlah Aku!”, itu memiliki kewibawaan yang menyentuh hati Filipus dan menimbulkan komitmen dalam hati Filipus sehingga ada respon positif dari Filipus dengan LANGSUNG mengikutiNya tanpa embel-embel seperti, “Entar kerjaanku gimana? Keluargaku gimana? Aku belom beli sikat gigi baru nih..”, dll, dll. Di ayat 45, selain respon internal dari dalam hari Filipus berupa komitmen, respon eksternal yang ia lakukan adalah mengajak Natanael. Ini bisa jadi contoh bagus buat kita. Begitu kita mendapat sesuatu, ada keinginan kita untuk langsung kita bagikan terhadap sesama. Pasti pertama pada kepikirannya ngebagiin duit yah? Yang dimaksud disini adalah berkat Tuhan seperti FirmanNya yang kita dapetin setiap hari. Nggak mesti dalam bentuk teori dengan berdiri di mimbar dan khotbahin sesama kita yang belum kenal Yesus, ‘khotbahinlah’ mereka dengan perbuatan kita. Saat bos kita nyuruh kita nggak jujur (misalnya nge-markup budget kantor *amit-amit*), kita langsung doa minta pertolongan Tuhan dan minta Tuhan kasih kita solusi untuk menyelesaikan masalah si bos jadi kita nggak usah berbuat nggak jujur. Dengan penawaran solusi kita ke bos setelah kita doa, itu bisa jadi ‘berkat’ yang kita bagikan untuk sesama kita kok.

Natanael, dia tahu background Yesus dan berasa underestimate terhadap Yesus yang adalah anak tukang kayu dan berasal dari Nazaret yang cuma kota kecil, nggak segede Yerusalem atau Korintus. Hal ini bisa kita jadikan contoh untuk membuang jauh-jauh sifat kita yang suka meremehkan orang lain hanya karena penampilannya jelek, cara ngomongnya ga jelas, nggak berpendidikan, dll. Inget, kita nggak tahu bahwa Tuhan memakai orang-orang demikian untuk membuat kita bertobat dan makin dekat denganNya. Cara Tuhan memang unik, Ia menggunakan aneka macam media yang nggak kita pikirkan untuk memanggil kita untuk melayaniNya. Tapi Dia menunggu kesiapan hati kita, Dia bukan Tuhan yang memaksa umatNya. Dia nunggu kita rindu melayaniNya dan makin dekat denganNya untuk lebih tahu lagi kehendakNya.

Pengalaman Filipus dan Natanael yang beda menjadi acuan kita dalam mengikut Yesus. Emang kenapa sih Tuhan memakai cara yang berbeda dalam memanggil anak-anakNya? Itu karena Dia tahu persis bahwa pola pikir kita berbeda dengan orang lain. Kalau proses mengikut Tuhan itu sama untuk setiap orang, nanti hasilnya nggak optimal dong. Kayak misalnya nih yah, ada 2 orang anak sekolah, yang satu rumahnya berjarak 10 km dari sekolah dan mesti 2 kali ganti angkot, yang satu lagi cuma jalan kaki 10 menit juga nyampe. Dua-duanya dikasih ongkos untuk 1 kali naik angkot. Ya hasilnya nggak optimal. Jomplang. Yang rumahnya jauh kepaksa jalan kaki abis naik angkot yang pertama, yang rumahnya deket bisa nabung ongkos angkotnya. Ini contoh yang baru aja gw pikirin, maaf ya kalau jelek, hehe..

Untuk bisa makin dekat denganNya, kita nggak bsa pake kekuatan sendiri. Harus dengan bantuan dari Tuhan. Oleh karena itu, MINTA sama Tuhan supaya dalam mengikutiNya, kita bisa tetap bersandar padaNya meskipun lagi banyak masalah.

Minggu, 11 Januari 2015

Dikasihi dan Diperkenan Allah


KEBAKTIAN PERJAMUAN KUDUS pk 07.00 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR

Pelayan Firman: Pdt Esakatri Parahita

Bacaan Alkitab: Kolose 3: 12-17



Hai, semua! Saatnya aku bagi oleh-oleh lagi nih dari kebaktian Perjamuan Kudus pagi ini. Perenungan di hari Minggu ini diawali dengan pemikiran tentang pakaian. Hah, PAKEAN? BAJU? Iyah.. Dari baju, manusia bisa mengembangkan berbagai macem bisnis. Ya entah itu designing, laundry, jait, dll deh. Kenapa orang sangat mentingin baju? Wah, alesannya banyak yah. Jenis orang kan beda-beda, ada yang fashionable, ada juga yang nggak. Tapi yang jelas orang waras perlu baju untuk bersosialisasi. Kenapa? Soalnya orang kalo pertama kali ketemu orang lain, pasti (suka nggak suka) orang itu lihat apa yang kita kenakan. Ada lho, orang yang merhatiin sampe detil banget, mereka liat, ih bajunya ada sobekan kecil, ih merk bajunya KW, ih sepatunya begini begitu, dan sebagainya. Manusia nggak sadar kalo ini mempengaruhi penilaian orang pada kita. Dengan pakaian, akan terlihat apakah kita menghormati orang yang akan kita temuin ini, akan terlihat apakah walau kita nggak punya baju bermerk, tapi kita menghargai dia dengan nyetrika baju kita sampe selicin belut, terlihat juga apakah kita orangnya gengsian atau nggak (pake baju mahal-mahal padahal ketemu orang tujuannya mau ngegadaiin rumah).



Sebagai pengikut Kristus, pakaian model kayak gimana yang pantes kita pakai untuk bertemu dengan sesama? Perhatiin Kolose 3: 12, 14. Ada kata ‘kenakanlah kasih’. Maksudnya apa? Pake baju lope-lope? Bukan! Ayat ini menyatakan bahwa kasih adalah pakaian yang Tuhan berikan untuk kita tampilkan. Kita mengenakan kasih karena kita adalah orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya. Buset, kita ini mahaspesial, makanya Tuhan udah kasih kita ‘pakaian’ khusus berupa kasih (bukan pakaian kayak rompi orange-nya KPK yah, amit-amit..) yang harus kita gunakan setiap saat karena kasih adalah identitas kita sebagai orang Kristen dan identitas tidak bisa kita tinggalkan. Kita ga bisa tuh, kalo di gereja kita mengenakan kasih, giliran lagi naik angkot terus supirnya tengil, kita maki-maki dia dan ngebuang ‘pakaian kasih’ kita. Big no-no! Kenakan terus kasih itu di dalam diri dan hati kita, jangan kita tanggalkan atau ganti dengan yang lain. Beuh, berarti kita mesti tampil super perfect dimana-mana dong? Ya nggak, kan manusia nggak ada yang sempurna. Tapi, dimanapun kita berada, tempatkanlah diri kita sebagai ‘manusia baru’ dengan tampilan kasih.


Terus, gimana caranya supaya ‘pakaian kasih’ kita nggak luntur? Ada 4 karakter yang harus kita jaga:

1.   Damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita (Kolose 3: 15)
Kalo bingung, coba deh balik kalimatnya: hati kita diperintah/dikuasai oleh damai sejahtera. Dulu aku mikirnya kalo damai sejahtera itu sama persis kayak sukacita. Ternyata beda yah. Damai sejahtera itu perasaan dalam hati yang berefek ke perasaan sukacita. Nah, kalo hati kita dikuasai damai sejahtera, maka kasih Tuhan tidak akan luntur. Tanpa damai sejahtera, secara nggak sadar kita akan ngelakuin yang namanya pilih kasih. Maunya baik sama bos aja, maunya nolong temen yang tajir aja, maunya jalan sama temen yang cakep aja. Kalo sama bawahan, sama temen yang kere, sama temen yang kurang cakep, males deh deket-deket apalagi ramah, kalo kita baik nanti mereka tuman. Dih, itu mah bukan karakter pengikut Kristus! Misalkan iya mereka tuman, ya kita minta tolong Tuhan supaya nggak ngebenci mereka dan tetap bersikap baik dan juga doakan supaya mereka nggak tuman dengan kebaikan kita. Pasti ada solusinya kok. Dengan hati yang penuh damai sejahtera, kasih kita takkan bersyarat (uduh, kayak lagunya Kahitna aja..), siapa aja layak menerima kasih kita karena Tuhan Yesus telah terlebih dahulu mengasihi kita dan mau mati untuk kita.

     Mengusahakan agar perkataan Kristus diam dalam diri kita (Kolose 3: 16a)

Ajaran Kristus yang tertulis di Alkitab bukan untuk kita buka tiap hari Minggu aja atau tiap pagi doang terus kelupaan dan ‘dimakan burung-burung’? Apa gunanya? Jangan mau seperti itu, sayang banget kalo sampe ajaran Kristus cuma masuk kuping kiri keluar pas kita nguap (nggak sampe masuk kuping kanan malahan)? Orang muda terkadang dinasehati dengan perkataan dunia yang mengiming-imingi mereka ini itu. Kita jangan juga maunya ngedengerin ajaran Kristus supaya di masa depan kita sukses, supaya kita sembuh dari penyakit, supaya kita lulus dengan nilai tinggi, dan masih banyak lagi. Jadinya kan kayak kita beli cola di mesin penjual minuman yang sering ada di halte busway. Kita masukkin uang ke dalam mesin (sama seperti kita lagi dengerin baik-baik firman Tuhan di gereja/lagi saat teduh) dan kita bisa melegakan dahaga kita dengan sebotol cola dingin yang keluar (berharap mendapat berkat setelah ngedengerin firman Tuhan). Tanamkan firman Tuhan dalam hati kita karena firman itu baik bagi kehidupan kita dan me-maintain kasih di dalam hati kita supaya nggak luntur. Minta Tuhan agar kita bisa berproses dalam mendengarkan firman Tuhan. Pasti bisa kok.



3.  Mengucap syukur dalam puji-pujian (Kolose 3: 16b)
Ehem, yang satu ini, apa hubungannya sama cara supaya kasih nggak luntur yah? Wowowow.. Ternyata mengucap syukur pada Tuhan dalam hati atau lewat puji-pujian berdampak besar untuk sifat anak jaman sekarang. Apa emangnya? RENDAH HATI. Kita punya keluarga lengkap, puji Tuhan. Kita dapet IPK tinggi, puji Tuhan. Kita bisa lolos dari kecelakaan maut, puji Tuhan. Kita punya pekerjaan, puji Tuhan. Coba pikir deh, misalnya kita punya keluarga lengkap trus mikirnya gini: “Lah emang kenapa? Milyaran orang juga keluarganya lengkap kok. Gue masih punya kakak adek mama papa juga biasa-biasa aja ah, nggak ada istimewanya. Ngapain bersyukur?”. Duuh, pikiran kayak gini ngegemesin ih. Tuhan itu Mahakuasa, kalau Dia mau besok keluarga kamu semua berangkat ke luar negeri terus kamu ditinggal sendirian sama ikan lele dumbo yang mesti dikasih makan tiap hari, masih bisa bilang biasa aja? Terus lagi, kita dapet IPK tinggi terus mikirnya malah begini: “Layaklah IPK gue tinggi, gue tiap hari belajar mulu kayak apaan tauk sampe nggak ikutan temen-temen nongkrong. Gue ngorbanin segalanya, ya panteslah kalo IPK gue tinggi. Ini kan kerja keras gue. Ngapain bersyukur?”. Hmm, lupa yah, Tuhan yang juga Sang Pemilik Waktu sangat mengasihi kamu sampai kamu punya banyak waktu luang untuk belajar. Coba kalau kamu hamil luar nikah dan punya bayi yang mesti diurus sedangkan kamu masih kuliah, kamu masih mampu belajar gila-gilaan kalo bukan tanpa pertolongan Tuhan? Pujilah Tuhan sebab Ia sungguh baik, segala sesuatu yang terjadi dalam diri kita, hendaknya kita mengucap syukur padaNya. Baik atau buruk, pasti di balik semuanya ada maksud Tuhan yang sangat indah.


4.   Berjalanlah dalam kehidupan kita (Kolose 3:17)
Dari ketiga poin di atas, lakukanlah dalam kehidupan kita dalam nama Tuhan Yesus. Selalu sertakan Dia di setiap kegiatan kita. Nggak usah yang ekstrim sampe kayak misalnya masinis kereta ngerem mendadak trus kita latah jerit-jerit, “Ya Tuhan Yesus! Oh Tuhaaan!! Oh my God!”, ya nggak usah begitu, yang ada orang mikirnya kita belom pernah naik kereta. Malu-maluin. Cukup dalam hati juga bisa kan? Misalnya kita disuruh nego sesuatu yang besar ke client, dalam hati minta pertolongan Tuhan supaya kita nggak salah-salah ngomong dan proses nego-nya bisa lancar. Gitu-gitu aja, simple kan? Sambil doa juga, Tuhan berkenan nggak dengan tindakan yang akan kita lakuin dan apakah melalui tindakan ini nama Tuhan dipermuliakan? Perdalam terus hubungan kita dengan Tuhan supaya kita makin tahu apa yang menjadi kehendakNya.


Dalam keempat poin di atas, kita diminta untuk selalu menjaga agar pakaian kasih kita nggak rusak, berubah, bahkan hilang. Terus berdoa minta pertolongan Tuhan karena kita nggak bisa melakukan semuanya ini sendirian tanpa bantuan Dia.

Minggu, 04 Januari 2015

Terang Yang Memandu Kepada Kristus




KEBAKTIAN KOMISI PEMUDA - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pdt Nugroho
Bacaan Alkitab: Matius 2:1-12

Siang tadi adalah Kebaktian Minggu pertama untuk Komisi Pemuda di awal tahun 2015. Khotbah Pdt. Nugroho diawali dengan kisah tentang Orang Majus Keempat yang cukup terkenal di budaya barat. Kayaknya kisah ini pernah aku baca di buku Seri Selamat-nya Pdt. Andar Ismail, tapi aku lupa judulnya yang mana, hehehe.. Jadi gini, dulu ada 4 orang majus, namanya Gaspar, Melkior, Baltasar, dan Artaban. Mereka lagi dalam perjalanan untuk menemui Sang Bayi Yesus, mereka juga gotong-gotong berbagai persembahan untukNya. Eh di tengah perjalanan, si Artaban ini nyangkut. Dia nemuin desa yang kena bencana alam. Dia pake persembahan yang dia bawa (permata, dll) untuk nolongin penduduk desa. Pas dia lanjutin perjalanan (temen-temennya udah MT *makan temen* nih ceritanya  karena ga nungguin si Artaban), ada aja yang dia temuin untuk dia tolongin. Persembahan yang dia bawa untuk Yesus udah abis (hiks), smua dia pake buat nolongin orang. Sampe dia ketemu dua anak kecil yang mau dijual jadi budak karena ga sanggup bayar utang, akhirnya dia nawarin diri untuk jadi pengganti anak-anak ini yang ibunya lagi sakit keras. Artaban juga ga bisa nolong bayarin utang karena dia sendiri juga bokek. Trus dia jadi budak di kapal. Bertahun-tahun kemudian, dia udah ga jadi budak (ceritanya kontrak dia udah abis kali yah), dia melanglang buana nyari Sang Mesias. Dia heboh nanyain kemana-mana, ke imam kepala, ke Pilatus, macem-macem dah. Tapi semua ngasih jawaban ga jelas (mungkin karena juga pada ga tau dan ga mau dibilang sotoy), Artaban sedih deh. Sampai dia denger bahwa ada seorang pria yang menghujat Allah, pria ini akan dihukum mati di Golgota. Artaban penasaran dan nyamperin di Golgota. Alkisah, Tuhan Yesus yang disalib ngomong ke Artaban yang lagi sedih bahwa Artaban udah ketemu Dia hampir di sepanjang hidupnya. Artaban udah nolong orang banyak, seperti firman Tuhan dalam Matius 25:31-46.

Orang majus jago soal astronomi. Di saat itu, mereka udah liat fenomena alam berupa Bintang Timur. Mereka yakin kalau ini ada hubungannya dengan kelahiran Mesias. Orang majus bukanlah orang Yahudi. Kenapa Tuhan melibatkan mereka dalam kedatanganNya di dunia? Sama halnya dengan Tuhan ngelibatin para gembala yang pada masa itu bukanlah orang-orang dengan profesi eksekutif, kan kerjaannya ngejagain ternak. Orang Yahudi kelas atas yang berpikiran seperti itu juga nganggep orang majus warga kelas dua. Tapi Tuhan sekali lagi kasih liat kalau kedatanganNya bukanlah spesial untuk 1 bangsa dan ga spesial untuk kalangan keren, tapi buat kita semua. Jadi jangan mikir kalau Tuhan pasti lebih deket sama bangsa Israel, nggak, kita semua ini anak-anakNya yang sangat Dia kasihi.

Balik lagi ke orang majus, mereka bikin pernyataan tentang keterkaitan bintang timur dengan kelahiran Mesias. Beuh, ini bikin raja kala itu, Herodes, jadi deg-degan. Diem-diem dia panggil orang majus itu, dia interogasi tanpa adanya para ahli Taurat dan imam-imam kepala. Herodes bo’ong, dia minta orang majus itu nyari Yesus dan ngasih tau ke dia supaya dia juga bisa ikut nyembah Yesus. Padahal yang ada mah dia ketakutan kalau iya bayi itu bener-bener Mesias, orang Israel akan ngangkat Dia menjadi Raja orang Yahudi dan bisa-bisa jabatan dia kegeser. Orang majus woles, berdasarkan bintang itu sebagai penunjuk arah, mereka ke Betlehem dan menemukan Yesus dengan ibuNya, Maria. Mereka menyembah Yesus dan berdasarkan penglihatan mereka dalam mimpi, mereka pulang ke negerinya melalui jalan lain, ga ngasih tau Herodes tentang keberadaan Yesus. Herodes akhirnya ngebunuhin bayi-bayi di Betlehem, sementara Yesus dan ayah ibuNya menyingkir ke Mesir berdasarkan peringatan malaikat Tuhan dalam mimpi Yusuf.

Sekarang kita lihat tentang peran bintang timur. Para ilmuwan bilang itu bukan bintang, banyak teori yang bilang itu komet, supernova, atau fenomena alam lainnya. Yang jelas sih di Alkitab disebutkan kalau itu adalah bintang. Para ilmuwan penasaran mengenai apa sih sebenernya bintang timur itu, kok bisa ngarahin orang majus sampai ke Betlehem? Jauh dari semua itu, makna bintang timur bukanlah tentang benda apa sih itu, tapi tentang fungsinya sebagai penunjuk arah.

Kita yang sudah tahu tentang keselamatan, juga bisa menjadi ‘bintang timur’. Bintang bersifat memancarkan cahaya. Ada yang memancarkan cahaya sendiri, ada juga yang memantulkan cahaya dari bintang lain. Mau ga kita berfungsi sebagai bintang bagi orang lain? Jangan milih-milih, bintang timur aja ga milih-milih orang, buktinya dia ngarahin orang majus ke Betlehem, bukannya orang Yahudi eksklusif. Jadi kita jangan milih-milih mau jadi bintang cuma buat orang yang kita sukain. Kita harus bisa jadi bintang buat orang yang nyebelin di sekitar kita, bahkan ke orang yang kita ga kenal. Tuhan Yesus mau kita bersikap seperti terang dunia yang bercahaya memantulkan terang Kristus kepada sesama. Tujuannya bukan supaya kita diselamatkan, karena kita udah mendapatkan keselamatan, tapi supaya sesama kita juga bisa memperoleh keselamatan.

Ga perlu maksain diri bikin sesuatu yang heboh seperti maksa ke daerah terpencil dengan penduduk kanibal untuk menginjili mereka padahal kita ga punya basic teologi sama sekali. Kalau kita ingin, Tuhan pasti kasih kesempatan kita untuk menginjil. Untuk sekarang ini, kita bisa lakukan hal-hal kecil dulu kok. Aku pernah baca di Chicken Soup, tentang seseorang yang tersenyum pada orang yang dia ga kenal, lalu orang itu memberi bunga pada wanita ga dikenal di jalan, terus wanita itu melanjutkan kebaikannya ke orang lain, dan seterusnya sampai akhirnya ada orang yang menyelamatkan wanita hamil dan akhirnya wanita itu melahirkan seorang anak yang menjadi presiden. Semua mulai dari sebuah senyuman (soundtrack: Smile – Charlie Chaplin). Cerita ini merupakan karangan anak SD yang ingin menyampaikan bahwa dari kebaikan kecil, kita ga akan duga endingnya menjadi suatu benar-benar hebat.

Kalau dari kita justru melakukan hal sebaliknya, membuat orang lain kesal dan kekesalan itu berlanjut terus ke orang-orang lain yang malah mengakibatkan hal yang mengerikan. Tahan emosimu, tetap lakukan semua dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Jadilah bintang bagi sesama kita.