KEBAKTIAN KOMISI PEMUDA - GKI JL
PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pdt Nugroho
Bacaan Alkitab: Matius 2:1-12
Siang tadi adalah Kebaktian Minggu pertama untuk Komisi Pemuda di awal
tahun 2015. Khotbah Pdt. Nugroho diawali dengan kisah tentang Orang Majus
Keempat yang cukup terkenal di budaya barat. Kayaknya kisah ini pernah aku baca
di buku Seri Selamat-nya Pdt. Andar Ismail, tapi aku lupa judulnya yang mana,
hehehe.. Jadi gini, dulu ada 4 orang majus, namanya Gaspar, Melkior, Baltasar,
dan Artaban. Mereka lagi dalam perjalanan untuk menemui Sang Bayi Yesus, mereka
juga gotong-gotong berbagai persembahan untukNya. Eh di tengah perjalanan, si
Artaban ini nyangkut. Dia nemuin desa yang kena bencana alam. Dia pake
persembahan yang dia bawa (permata, dll) untuk nolongin penduduk desa. Pas dia
lanjutin perjalanan (temen-temennya udah MT *makan temen* nih ceritanya karena ga nungguin si Artaban), ada aja yang
dia temuin untuk dia tolongin. Persembahan yang dia bawa untuk Yesus udah abis
(hiks), smua dia pake buat nolongin orang. Sampe dia ketemu dua anak kecil yang
mau dijual jadi budak karena ga sanggup bayar utang, akhirnya dia nawarin diri
untuk jadi pengganti anak-anak ini yang ibunya lagi sakit keras. Artaban juga
ga bisa nolong bayarin utang karena dia sendiri juga bokek. Trus dia jadi budak
di kapal. Bertahun-tahun kemudian, dia udah ga jadi budak (ceritanya kontrak
dia udah abis kali yah), dia melanglang buana nyari Sang Mesias. Dia heboh
nanyain kemana-mana, ke imam kepala, ke Pilatus, macem-macem dah. Tapi semua
ngasih jawaban ga jelas (mungkin karena juga pada ga tau dan ga mau dibilang
sotoy), Artaban sedih deh. Sampai dia denger bahwa ada seorang pria yang
menghujat Allah, pria ini akan dihukum mati di Golgota. Artaban penasaran dan
nyamperin di Golgota. Alkisah, Tuhan Yesus yang disalib ngomong ke Artaban yang
lagi sedih bahwa Artaban udah ketemu Dia hampir di sepanjang hidupnya. Artaban
udah nolong orang banyak, seperti firman Tuhan dalam Matius 25:31-46.
Orang majus jago soal astronomi. Di saat itu, mereka udah liat fenomena
alam berupa Bintang Timur. Mereka yakin kalau ini ada hubungannya dengan
kelahiran Mesias. Orang majus bukanlah orang Yahudi. Kenapa Tuhan melibatkan
mereka dalam kedatanganNya di dunia? Sama halnya dengan Tuhan ngelibatin para
gembala yang pada masa itu bukanlah orang-orang dengan profesi eksekutif, kan
kerjaannya ngejagain ternak. Orang Yahudi kelas atas yang berpikiran seperti
itu juga nganggep orang majus warga kelas dua. Tapi Tuhan sekali lagi kasih
liat kalau kedatanganNya bukanlah spesial untuk 1 bangsa dan ga spesial untuk
kalangan keren, tapi buat kita semua. Jadi jangan mikir kalau Tuhan pasti lebih
deket sama bangsa Israel, nggak, kita semua ini anak-anakNya yang sangat Dia
kasihi.
Balik lagi ke orang majus, mereka bikin pernyataan tentang keterkaitan
bintang timur dengan kelahiran Mesias. Beuh, ini bikin raja kala itu, Herodes,
jadi deg-degan. Diem-diem dia panggil orang majus itu, dia interogasi tanpa
adanya para ahli Taurat dan imam-imam kepala. Herodes bo’ong, dia minta orang
majus itu nyari Yesus dan ngasih tau ke dia supaya dia juga bisa ikut nyembah
Yesus. Padahal yang ada mah dia ketakutan kalau iya bayi itu bener-bener Mesias,
orang Israel akan ngangkat Dia menjadi Raja orang Yahudi dan bisa-bisa jabatan
dia kegeser. Orang majus woles, berdasarkan bintang itu sebagai penunjuk arah,
mereka ke Betlehem dan menemukan Yesus dengan ibuNya, Maria. Mereka menyembah
Yesus dan berdasarkan penglihatan mereka dalam mimpi, mereka pulang ke
negerinya melalui jalan lain, ga ngasih tau Herodes tentang keberadaan Yesus. Herodes
akhirnya ngebunuhin bayi-bayi di Betlehem, sementara Yesus dan ayah ibuNya
menyingkir ke Mesir berdasarkan peringatan malaikat Tuhan dalam mimpi Yusuf.
Sekarang kita lihat tentang peran bintang timur. Para ilmuwan bilang
itu bukan bintang, banyak teori yang bilang itu komet, supernova, atau fenomena
alam lainnya. Yang jelas sih di Alkitab disebutkan kalau itu adalah bintang.
Para ilmuwan penasaran mengenai apa sih sebenernya bintang timur itu, kok bisa
ngarahin orang majus sampai ke Betlehem? Jauh dari semua itu, makna bintang
timur bukanlah tentang benda apa sih itu, tapi tentang fungsinya sebagai
penunjuk arah.
Kita yang sudah tahu tentang keselamatan, juga bisa menjadi ‘bintang
timur’. Bintang bersifat memancarkan cahaya. Ada yang memancarkan cahaya
sendiri, ada juga yang memantulkan cahaya dari bintang lain. Mau ga kita
berfungsi sebagai bintang bagi orang lain? Jangan milih-milih, bintang timur
aja ga milih-milih orang, buktinya dia ngarahin orang majus ke Betlehem,
bukannya orang Yahudi eksklusif. Jadi kita jangan milih-milih mau jadi bintang
cuma buat orang yang kita sukain. Kita harus bisa jadi bintang buat orang yang
nyebelin di sekitar kita, bahkan ke orang yang kita ga kenal. Tuhan Yesus mau
kita bersikap seperti terang dunia yang bercahaya memantulkan terang Kristus
kepada sesama. Tujuannya bukan supaya kita diselamatkan, karena kita udah
mendapatkan keselamatan, tapi supaya sesama kita juga bisa memperoleh
keselamatan.
Ga perlu maksain diri bikin sesuatu yang heboh seperti maksa ke daerah
terpencil dengan penduduk kanibal untuk menginjili mereka padahal kita ga punya
basic teologi sama sekali. Kalau kita ingin, Tuhan pasti kasih kesempatan kita
untuk menginjil. Untuk sekarang ini, kita bisa lakukan hal-hal kecil dulu kok.
Aku pernah baca di Chicken Soup, tentang seseorang yang tersenyum pada orang
yang dia ga kenal, lalu orang itu memberi bunga pada wanita ga dikenal di
jalan, terus wanita itu melanjutkan kebaikannya ke orang lain, dan seterusnya
sampai akhirnya ada orang yang menyelamatkan wanita hamil dan akhirnya wanita
itu melahirkan seorang anak yang menjadi presiden. Semua mulai dari sebuah
senyuman (soundtrack: Smile – Charlie Chaplin). Cerita ini merupakan karangan
anak SD yang ingin menyampaikan bahwa dari kebaikan kecil, kita ga akan duga
endingnya menjadi suatu benar-benar hebat.
Kalau dari kita justru melakukan hal sebaliknya, membuat orang lain
kesal dan kekesalan itu berlanjut terus ke orang-orang lain yang malah
mengakibatkan hal yang mengerikan. Tahan emosimu, tetap lakukan semua dengan
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Jadilah bintang bagi sesama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar