KEBAKTIAN PERJAMUAN KUDUS pk
07.00 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pdt Esakatri
Parahita
Bacaan Alkitab: Kolose 3: 12-17
Hai, semua! Saatnya aku bagi oleh-oleh lagi nih dari kebaktian
Perjamuan Kudus pagi ini. Perenungan di hari Minggu ini diawali dengan
pemikiran tentang pakaian. Hah, PAKEAN? BAJU? Iyah.. Dari baju, manusia bisa
mengembangkan berbagai macem bisnis. Ya entah itu designing, laundry, jait, dll
deh. Kenapa orang sangat mentingin baju? Wah, alesannya banyak yah. Jenis orang
kan beda-beda, ada yang fashionable, ada juga yang nggak. Tapi yang jelas orang
waras perlu baju untuk bersosialisasi. Kenapa? Soalnya orang kalo pertama kali
ketemu orang lain, pasti (suka nggak suka) orang itu lihat apa yang kita
kenakan. Ada lho, orang yang merhatiin sampe detil banget, mereka liat, ih
bajunya ada sobekan kecil, ih merk bajunya KW, ih sepatunya begini begitu, dan
sebagainya. Manusia nggak sadar kalo ini mempengaruhi penilaian orang pada
kita. Dengan pakaian, akan terlihat apakah kita menghormati orang yang akan
kita temuin ini, akan terlihat apakah walau kita nggak punya baju bermerk, tapi
kita menghargai dia dengan nyetrika baju kita sampe selicin belut, terlihat
juga apakah kita orangnya gengsian atau nggak (pake baju mahal-mahal padahal
ketemu orang tujuannya mau ngegadaiin rumah).
Sebagai pengikut Kristus, pakaian model kayak gimana yang pantes kita
pakai untuk bertemu dengan sesama? Perhatiin Kolose 3: 12, 14. Ada kata ‘kenakanlah
kasih’. Maksudnya apa? Pake baju lope-lope? Bukan! Ayat ini menyatakan bahwa
kasih adalah pakaian yang Tuhan berikan untuk kita tampilkan. Kita mengenakan
kasih karena kita adalah orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan
dikasihiNya. Buset, kita ini mahaspesial, makanya Tuhan udah kasih kita ‘pakaian’
khusus berupa kasih (bukan pakaian kayak rompi orange-nya KPK yah, amit-amit..)
yang harus kita gunakan setiap saat karena kasih adalah identitas kita sebagai
orang Kristen dan identitas tidak bisa kita tinggalkan. Kita ga bisa tuh, kalo
di gereja kita mengenakan kasih, giliran lagi naik angkot terus supirnya
tengil, kita maki-maki dia dan ngebuang ‘pakaian kasih’ kita. Big no-no! Kenakan
terus kasih itu di dalam diri dan hati kita, jangan kita tanggalkan atau ganti
dengan yang lain. Beuh, berarti kita mesti tampil super perfect dimana-mana
dong? Ya nggak, kan manusia nggak ada yang sempurna. Tapi, dimanapun kita
berada, tempatkanlah diri kita sebagai ‘manusia baru’ dengan tampilan kasih.
1. Damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati
kita (Kolose 3: 15)
Kalo bingung, coba deh balik kalimatnya: hati
kita diperintah/dikuasai oleh damai sejahtera. Dulu aku mikirnya kalo damai
sejahtera itu sama persis kayak sukacita. Ternyata beda yah. Damai sejahtera
itu perasaan dalam hati yang berefek ke perasaan sukacita. Nah, kalo hati kita
dikuasai damai sejahtera, maka kasih Tuhan tidak akan luntur. Tanpa damai
sejahtera, secara nggak sadar kita akan ngelakuin yang namanya pilih kasih. Maunya
baik sama bos aja, maunya nolong temen yang tajir aja, maunya jalan sama temen
yang cakep aja. Kalo sama bawahan, sama temen yang kere, sama temen yang kurang
cakep, males deh deket-deket apalagi ramah, kalo kita baik nanti mereka tuman. Dih,
itu mah bukan karakter pengikut Kristus! Misalkan iya mereka tuman, ya kita
minta tolong Tuhan supaya nggak ngebenci mereka dan tetap bersikap baik dan
juga doakan supaya mereka nggak tuman dengan kebaikan kita. Pasti ada solusinya
kok. Dengan hati yang penuh damai sejahtera, kasih kita takkan bersyarat (uduh,
kayak lagunya Kahitna aja..), siapa aja layak menerima kasih kita karena Tuhan
Yesus telah terlebih dahulu mengasihi kita dan mau mati untuk kita.
Mengusahakan agar perkataan Kristus diam dalam
diri kita (Kolose 3: 16a)
Ajaran Kristus yang tertulis di Alkitab
bukan untuk kita buka tiap hari Minggu aja atau tiap pagi doang terus kelupaan
dan ‘dimakan burung-burung’? Apa gunanya? Jangan mau seperti itu, sayang banget
kalo sampe ajaran Kristus cuma masuk kuping kiri keluar pas kita nguap (nggak
sampe masuk kuping kanan malahan)? Orang muda terkadang dinasehati dengan
perkataan dunia yang mengiming-imingi mereka ini itu. Kita jangan juga maunya
ngedengerin ajaran Kristus supaya di masa depan kita sukses, supaya kita sembuh
dari penyakit, supaya kita lulus dengan nilai tinggi, dan masih banyak lagi. Jadinya
kan kayak kita beli cola di mesin penjual minuman yang sering ada di halte
busway. Kita masukkin uang ke dalam mesin (sama seperti kita lagi dengerin
baik-baik firman Tuhan di gereja/lagi saat teduh) dan kita bisa melegakan
dahaga kita dengan sebotol cola dingin yang keluar (berharap mendapat berkat
setelah ngedengerin firman Tuhan). Tanamkan firman Tuhan dalam hati kita karena
firman itu baik bagi kehidupan kita dan me-maintain kasih di dalam hati kita
supaya nggak luntur. Minta Tuhan agar kita bisa berproses dalam mendengarkan
firman Tuhan. Pasti bisa kok.
3. Mengucap syukur dalam puji-pujian (Kolose 3: 16b)
Ehem, yang satu ini,
apa hubungannya sama cara supaya kasih nggak luntur yah? Wowowow.. Ternyata
mengucap syukur pada Tuhan dalam hati atau lewat puji-pujian berdampak besar
untuk sifat anak jaman sekarang. Apa emangnya? RENDAH HATI. Kita punya keluarga
lengkap, puji Tuhan. Kita dapet IPK tinggi, puji Tuhan. Kita bisa lolos dari
kecelakaan maut, puji Tuhan. Kita punya pekerjaan, puji Tuhan. Coba pikir deh,
misalnya kita punya keluarga lengkap trus mikirnya gini: “Lah emang kenapa? Milyaran
orang juga keluarganya lengkap kok. Gue masih punya kakak adek mama papa juga
biasa-biasa aja ah, nggak ada istimewanya. Ngapain bersyukur?”. Duuh, pikiran
kayak gini ngegemesin ih. Tuhan itu Mahakuasa, kalau Dia mau besok keluarga
kamu semua berangkat ke luar negeri terus kamu ditinggal sendirian sama ikan
lele dumbo yang mesti dikasih makan tiap hari, masih bisa bilang biasa aja? Terus
lagi, kita dapet IPK tinggi terus mikirnya malah begini: “Layaklah IPK gue
tinggi, gue tiap hari belajar mulu kayak apaan tauk sampe nggak ikutan
temen-temen nongkrong. Gue ngorbanin segalanya, ya panteslah kalo IPK gue
tinggi. Ini kan kerja keras gue. Ngapain bersyukur?”. Hmm, lupa yah, Tuhan yang
juga Sang Pemilik Waktu sangat mengasihi kamu sampai kamu punya banyak waktu
luang untuk belajar. Coba kalau kamu hamil luar nikah dan punya bayi yang mesti
diurus sedangkan kamu masih kuliah, kamu masih mampu belajar gila-gilaan kalo
bukan tanpa pertolongan Tuhan? Pujilah Tuhan sebab Ia sungguh baik, segala
sesuatu yang terjadi dalam diri kita, hendaknya kita mengucap syukur padaNya. Baik
atau buruk, pasti di balik semuanya ada maksud Tuhan yang sangat indah.
4. Berjalanlah dalam kehidupan kita (Kolose 3:17)
Dari ketiga poin di
atas, lakukanlah dalam kehidupan kita dalam nama Tuhan Yesus. Selalu sertakan
Dia di setiap kegiatan kita. Nggak usah yang ekstrim sampe kayak misalnya
masinis kereta ngerem mendadak trus kita latah jerit-jerit, “Ya Tuhan Yesus! Oh
Tuhaaan!! Oh my God!”, ya nggak usah begitu, yang ada orang mikirnya kita belom
pernah naik kereta. Malu-maluin. Cukup dalam hati juga bisa kan? Misalnya kita
disuruh nego sesuatu yang besar ke client, dalam hati minta pertolongan Tuhan
supaya kita nggak salah-salah ngomong dan proses nego-nya bisa lancar. Gitu-gitu
aja, simple kan? Sambil doa juga, Tuhan berkenan nggak dengan tindakan yang
akan kita lakuin dan apakah melalui tindakan ini nama Tuhan dipermuliakan? Perdalam
terus hubungan kita dengan Tuhan supaya kita makin tahu apa yang menjadi
kehendakNya.
Dalam keempat poin di atas, kita diminta untuk selalu menjaga agar
pakaian kasih kita nggak rusak, berubah, bahkan hilang. Terus berdoa minta
pertolongan Tuhan karena kita nggak bisa melakukan semuanya ini sendirian tanpa
bantuan Dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar