Minggu, 11 Januari 2015

Dikasihi dan Diperkenan Allah


KEBAKTIAN PERJAMUAN KUDUS pk 07.00 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR

Pelayan Firman: Pdt Esakatri Parahita

Bacaan Alkitab: Kolose 3: 12-17



Hai, semua! Saatnya aku bagi oleh-oleh lagi nih dari kebaktian Perjamuan Kudus pagi ini. Perenungan di hari Minggu ini diawali dengan pemikiran tentang pakaian. Hah, PAKEAN? BAJU? Iyah.. Dari baju, manusia bisa mengembangkan berbagai macem bisnis. Ya entah itu designing, laundry, jait, dll deh. Kenapa orang sangat mentingin baju? Wah, alesannya banyak yah. Jenis orang kan beda-beda, ada yang fashionable, ada juga yang nggak. Tapi yang jelas orang waras perlu baju untuk bersosialisasi. Kenapa? Soalnya orang kalo pertama kali ketemu orang lain, pasti (suka nggak suka) orang itu lihat apa yang kita kenakan. Ada lho, orang yang merhatiin sampe detil banget, mereka liat, ih bajunya ada sobekan kecil, ih merk bajunya KW, ih sepatunya begini begitu, dan sebagainya. Manusia nggak sadar kalo ini mempengaruhi penilaian orang pada kita. Dengan pakaian, akan terlihat apakah kita menghormati orang yang akan kita temuin ini, akan terlihat apakah walau kita nggak punya baju bermerk, tapi kita menghargai dia dengan nyetrika baju kita sampe selicin belut, terlihat juga apakah kita orangnya gengsian atau nggak (pake baju mahal-mahal padahal ketemu orang tujuannya mau ngegadaiin rumah).



Sebagai pengikut Kristus, pakaian model kayak gimana yang pantes kita pakai untuk bertemu dengan sesama? Perhatiin Kolose 3: 12, 14. Ada kata ‘kenakanlah kasih’. Maksudnya apa? Pake baju lope-lope? Bukan! Ayat ini menyatakan bahwa kasih adalah pakaian yang Tuhan berikan untuk kita tampilkan. Kita mengenakan kasih karena kita adalah orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya. Buset, kita ini mahaspesial, makanya Tuhan udah kasih kita ‘pakaian’ khusus berupa kasih (bukan pakaian kayak rompi orange-nya KPK yah, amit-amit..) yang harus kita gunakan setiap saat karena kasih adalah identitas kita sebagai orang Kristen dan identitas tidak bisa kita tinggalkan. Kita ga bisa tuh, kalo di gereja kita mengenakan kasih, giliran lagi naik angkot terus supirnya tengil, kita maki-maki dia dan ngebuang ‘pakaian kasih’ kita. Big no-no! Kenakan terus kasih itu di dalam diri dan hati kita, jangan kita tanggalkan atau ganti dengan yang lain. Beuh, berarti kita mesti tampil super perfect dimana-mana dong? Ya nggak, kan manusia nggak ada yang sempurna. Tapi, dimanapun kita berada, tempatkanlah diri kita sebagai ‘manusia baru’ dengan tampilan kasih.


Terus, gimana caranya supaya ‘pakaian kasih’ kita nggak luntur? Ada 4 karakter yang harus kita jaga:

1.   Damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita (Kolose 3: 15)
Kalo bingung, coba deh balik kalimatnya: hati kita diperintah/dikuasai oleh damai sejahtera. Dulu aku mikirnya kalo damai sejahtera itu sama persis kayak sukacita. Ternyata beda yah. Damai sejahtera itu perasaan dalam hati yang berefek ke perasaan sukacita. Nah, kalo hati kita dikuasai damai sejahtera, maka kasih Tuhan tidak akan luntur. Tanpa damai sejahtera, secara nggak sadar kita akan ngelakuin yang namanya pilih kasih. Maunya baik sama bos aja, maunya nolong temen yang tajir aja, maunya jalan sama temen yang cakep aja. Kalo sama bawahan, sama temen yang kere, sama temen yang kurang cakep, males deh deket-deket apalagi ramah, kalo kita baik nanti mereka tuman. Dih, itu mah bukan karakter pengikut Kristus! Misalkan iya mereka tuman, ya kita minta tolong Tuhan supaya nggak ngebenci mereka dan tetap bersikap baik dan juga doakan supaya mereka nggak tuman dengan kebaikan kita. Pasti ada solusinya kok. Dengan hati yang penuh damai sejahtera, kasih kita takkan bersyarat (uduh, kayak lagunya Kahitna aja..), siapa aja layak menerima kasih kita karena Tuhan Yesus telah terlebih dahulu mengasihi kita dan mau mati untuk kita.

     Mengusahakan agar perkataan Kristus diam dalam diri kita (Kolose 3: 16a)

Ajaran Kristus yang tertulis di Alkitab bukan untuk kita buka tiap hari Minggu aja atau tiap pagi doang terus kelupaan dan ‘dimakan burung-burung’? Apa gunanya? Jangan mau seperti itu, sayang banget kalo sampe ajaran Kristus cuma masuk kuping kiri keluar pas kita nguap (nggak sampe masuk kuping kanan malahan)? Orang muda terkadang dinasehati dengan perkataan dunia yang mengiming-imingi mereka ini itu. Kita jangan juga maunya ngedengerin ajaran Kristus supaya di masa depan kita sukses, supaya kita sembuh dari penyakit, supaya kita lulus dengan nilai tinggi, dan masih banyak lagi. Jadinya kan kayak kita beli cola di mesin penjual minuman yang sering ada di halte busway. Kita masukkin uang ke dalam mesin (sama seperti kita lagi dengerin baik-baik firman Tuhan di gereja/lagi saat teduh) dan kita bisa melegakan dahaga kita dengan sebotol cola dingin yang keluar (berharap mendapat berkat setelah ngedengerin firman Tuhan). Tanamkan firman Tuhan dalam hati kita karena firman itu baik bagi kehidupan kita dan me-maintain kasih di dalam hati kita supaya nggak luntur. Minta Tuhan agar kita bisa berproses dalam mendengarkan firman Tuhan. Pasti bisa kok.



3.  Mengucap syukur dalam puji-pujian (Kolose 3: 16b)
Ehem, yang satu ini, apa hubungannya sama cara supaya kasih nggak luntur yah? Wowowow.. Ternyata mengucap syukur pada Tuhan dalam hati atau lewat puji-pujian berdampak besar untuk sifat anak jaman sekarang. Apa emangnya? RENDAH HATI. Kita punya keluarga lengkap, puji Tuhan. Kita dapet IPK tinggi, puji Tuhan. Kita bisa lolos dari kecelakaan maut, puji Tuhan. Kita punya pekerjaan, puji Tuhan. Coba pikir deh, misalnya kita punya keluarga lengkap trus mikirnya gini: “Lah emang kenapa? Milyaran orang juga keluarganya lengkap kok. Gue masih punya kakak adek mama papa juga biasa-biasa aja ah, nggak ada istimewanya. Ngapain bersyukur?”. Duuh, pikiran kayak gini ngegemesin ih. Tuhan itu Mahakuasa, kalau Dia mau besok keluarga kamu semua berangkat ke luar negeri terus kamu ditinggal sendirian sama ikan lele dumbo yang mesti dikasih makan tiap hari, masih bisa bilang biasa aja? Terus lagi, kita dapet IPK tinggi terus mikirnya malah begini: “Layaklah IPK gue tinggi, gue tiap hari belajar mulu kayak apaan tauk sampe nggak ikutan temen-temen nongkrong. Gue ngorbanin segalanya, ya panteslah kalo IPK gue tinggi. Ini kan kerja keras gue. Ngapain bersyukur?”. Hmm, lupa yah, Tuhan yang juga Sang Pemilik Waktu sangat mengasihi kamu sampai kamu punya banyak waktu luang untuk belajar. Coba kalau kamu hamil luar nikah dan punya bayi yang mesti diurus sedangkan kamu masih kuliah, kamu masih mampu belajar gila-gilaan kalo bukan tanpa pertolongan Tuhan? Pujilah Tuhan sebab Ia sungguh baik, segala sesuatu yang terjadi dalam diri kita, hendaknya kita mengucap syukur padaNya. Baik atau buruk, pasti di balik semuanya ada maksud Tuhan yang sangat indah.


4.   Berjalanlah dalam kehidupan kita (Kolose 3:17)
Dari ketiga poin di atas, lakukanlah dalam kehidupan kita dalam nama Tuhan Yesus. Selalu sertakan Dia di setiap kegiatan kita. Nggak usah yang ekstrim sampe kayak misalnya masinis kereta ngerem mendadak trus kita latah jerit-jerit, “Ya Tuhan Yesus! Oh Tuhaaan!! Oh my God!”, ya nggak usah begitu, yang ada orang mikirnya kita belom pernah naik kereta. Malu-maluin. Cukup dalam hati juga bisa kan? Misalnya kita disuruh nego sesuatu yang besar ke client, dalam hati minta pertolongan Tuhan supaya kita nggak salah-salah ngomong dan proses nego-nya bisa lancar. Gitu-gitu aja, simple kan? Sambil doa juga, Tuhan berkenan nggak dengan tindakan yang akan kita lakuin dan apakah melalui tindakan ini nama Tuhan dipermuliakan? Perdalam terus hubungan kita dengan Tuhan supaya kita makin tahu apa yang menjadi kehendakNya.


Dalam keempat poin di atas, kita diminta untuk selalu menjaga agar pakaian kasih kita nggak rusak, berubah, bahkan hilang. Terus berdoa minta pertolongan Tuhan karena kita nggak bisa melakukan semuanya ini sendirian tanpa bantuan Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar