KEBAKTIAN UMUM 01 Maret 2015 pk
17.00 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Bpk. Sri Handoko
Bacaan Alkitab: Markus 1: 9 – 15
Hai. Kembali lagi niy, hehehe.. DI hari Minggu awal Maret ini, tema
kebaktiannya tentang persiapan Tuhan Yesus sebelum Ia melakukan tugas-tugasnya
di dunia ini. Pola yang Ia lakuakn untuk mewujudkan visi dan misiNya dimulai
dengan kesungguhan. Contoh kesungguhan pelayananNya adalah dengan melakukan
perjalanan dari Nazaret ke Sungai Yordan yang jaraknya mayan jauh. Terdapat semangat
dalam hal ini, sehingga itu menjadi teladan buat kita dalam kehidupan
bergereja. Kemudian pembaptisan yang Ia lakukan. Baptis identik dengan
pertobatan, ada sesuatu yang kotor dari diri seseorang yang dibaptis itu untuk
dibasuh dan dibersihkan. Dalam hal ini terlihat ada suatu kepatuhan dan
ketertundukan Yesus agar rencana Tuhan terjadi.
Dari pola yang Yesus lakukan, kita dapat belajar tentang kerendah
hatian saat memberitakan Injil. Tidak berlindung di bawah kekuasaan kita (dalam
hal ini kesombongan), tetapi terus menjadi teladan bagi orang lain. Aku melihat
beberapa contoh ‘kasus’ dimana sebagian orang bersikap seolah-olah dialah yang
memiliki gereja seutuhnya, tidak lagi berbagi dengan orang lain karena,
misalnya, ia penyumbang terbesar dalam pembangunan gereja. Ia tidak langsung
mengumumkan bahwa dialah bos gereja, tapi sikapnya yang tidak mau mendengarkan
pendapat jemaat lain, atau memerintahkan orang dengan kalimat yang ‘bossy’ dan
membuat orang lain sakit hati, bahkan marah bila ia tidak dilibatkan dalam
suatu kegiatan merupakan sikap yang melukai hati Tuhan. Gereja bukan
perusahaan. Itu yang harus dicamkan.
Dalam keadaan tak berdaya maupun berkuasa, kita takkan luput dari
cobaan. Hasilnya bisa dua: lolos dari cobaan itu atau sebaliknya, nggak lolos
sama sekali. Yesus yang lolos dari cobaan menggunakan cara yang tidak
mengandalkan kemampuan sendiri, tapi taat dengan kehendak Tuhan, yaitu hidup
dalam kebenaran FirmanNya. Bagaimana dengan kita? Seringkali kita menggunakan
firman Tuhan untuk kepentingan sendiri. Yang penting tujuan kita tercapat,
bukan tujuan dan kehendak Tuhan yang kita prioritaskan.
Setelah dicobai, Yesus kembali ke Galilea untuk memberitakan Injil .
Tujuan Injil adalah agar orang bisa berubah/berbalik kepada Tuhan. Kita diingatkan
untuk kembali kepada Tuhan. Nggak harus menjadi pendeta atau misionaris di
hutan-hutan yang penuh dengan masyarakat kanibal, tetapi dalam kehidupan
bermasyarakat yang sekarang ini, kita bisa menjadi sang penabur benih Injil. Komitmen
kita diawali dengan baptis dan sidi, namun apakah setelah kita baptis/sidi,
keluar gereja kita langsung jadi orang suci mahakudus? Ya nggak. Sebagai pengikut
Kristus yang imannya selalu berproses dari hari ke hari, komitmen yang kita
ucapkan saat baptis/sidi harus kita ingat terus agar jangan sampai kita terlena
akan cobaan yang datang. Minta kuasa Tuhan agar Roh Kudus selalu menyertai kita,
dan supaya kita taat dan menggunakan Firman Tuhan dalam kehidupan kita, nggak cuma
sekedar tahu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar