KEBAKTIAN KOMISI PEMUDA 22 Maret
2015 pk 09.30 WIB - GKI JL PENGADILAN NO 35, BOGOR
Pelayan Firman: Pdt. Esakatri
Parahita
Bacaan Alkitab: Yohanes 12: 20 –
33
Selamat hari Minggu pagi, all! Telat ngeposting lagi nih aku, huhuhu.. Padahal
di minggu-minggu Pra Paskah ini, khotbahnya spesial semua lho.. Maap yah..
Tanggal 22 kemaren, khotbahnya mengenai bacaan di Injil Yohanes 12 yang menurut
aku jarang dipakai untuk khotbah di masa Pra Paskah. Well, firman Tuhan Yesus
di pasal ini berat yah, karena kalimat yang Dia firmankan itu maknanya luas dan
ga bisa sembarangan ditelen tanpa minta hikmat dari Tuhan. Sharing dikit yah,
aku tertohok di ayat 24, “Aku berkata kepadamu, “Sesungguhnya, jikalau biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi
jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah,”” Sebagai orang yang pernah
belajar biologi, aku sedikit banyak tahu tentang pertumbuhan tumbuhan monokotil
macam gandum ini. Okay, kita nggak akan ngebahas tentang gimana gandum itu
tumbuh dan berbuah, tapi intinya adalah tentang pengorbanan yang ‘dilakukan’
mas/mbak gandum ini.
Berkorban/ngalah merupakan hal yang jarang banget mau dilakukan oleh
orang jaman sekarang.
Menang is everything. Nggak mesti menang kompetisi, menang ngomong aja
itu udah suatu keharusan. “Gue nggak boleh terlihat nggak gaul/keren
dibandingin lawan bicara gue ini meski dia baru gue kenal” merupakan sifat
dasar manusia. Kadang aku juga begitu, ada temen yang kalo ngomong selalu
nyeritain dia udah sering ke luar negeri sedangkan aku cuma bengong dengerin
ceritanya tentang keindahan dan kerapihan negara luar dibandingin Indonesia. Lalu
timbul deh rasa iri dan pengen ngeskak mat dia dengan ‘kekerenan’ aku yang dia
nggak punya. Itu sama sekali nggak mencerminkan sifat anak Tuhan. Cuma nimbulin
rasa iri hati baru di hati si temen aku ini. Useless.
Dari sifat selalu pengen menang ini, muncul deh sifat manusia mengenai
kekecewaan. Kecewa kalo dia kalah ngomong, kecewa kalo ada orang lain di atas
standarnya dia, kecewa kenapa masalah selalu hinggap di kehidupannya, kecewa
karena macem-macem. Aku join sosial media Twitter dan follow akun yang isinya
foto-foto dan meme lucu yaitu akun 9GAG. Suatu hari ada foto handphone merek
iPhone 6 warna putih yang mahal banget dengan layar yang udah retak. Disitu ditulis
kalau si pemilik handphone ini adalah seorang remaja yang marah sama
orangtuanya karena nggak bisa ngebeliin iPhone 6 warna hitam. Duh, orang lain ada
yang bisa makan sekali sehari aja udah bersyukur banget, ini kok malah marah
dan ngehancurin handphone mahal yang orangtuanya udah beliin dengan susah
payah. Itulah mental korban yang manusia duniawi terus pelihara. Selalu berpikir
bahwa ia yang jadi korban. Kita, meski nggak selebay remaja di Twitter tadi,
pasti tanpa disadari sering ber-‘mental korban’ juga. Mengasihani diri sendiri,
menganggap beban kita selalu lebih berat dari orang lain. Temen kantorku ada
yang pernah bilang, “Halah, kerjaan lo kayak gitu doang, itu mah gampang
banget!” Terus aku kan sakit hati ya, aku jadi mikir, “Coba lo kerjain deh
kerjaan gue, bisa nggak?” Pikiran kayak gini kan berkesan sok dan nggak
bersyukur. Seharusnya saat itu aku mikir, “Iyayah, kerjaan ini kan seharusnya
gampang, orang lain aja ngeliatnya gitu, jadi aku harus belajar dan nemuin cara
yang lebih efektif supaya bisa ngerjainnya dengan cepet dan optimal!” Kalo
seperti itu kan aku jadi nggak ber-‘mental korban’.
Lawannya mental korban adalah mental kurban. Cuma beda satu huruf, tapi
maknanya dalem. Mental kurban alias sacrifice
tidak pernah menyalahkan pihak lain atau pointing
someone. Biarpun ada masalah, selalu bisa menganggap bahwa masalah itu
nggak pernah Tuhan bikin untuk menyakiti kita, sebaliknya, masalah itu Ia
biarkan menimpa kita agar kita lebih dekat dan bergantung padaNya. Dengan begitu
kita memuliakan namaNya. Masalah yang kita hadapi bisa selesai karena kita
meminta pada Tuhan, terus orang lain yang lihatnya jadi ikut memuji nama Tuhan.
Ini yang namanya penginjiilan lewat tindakan. Sebagai pengikut Kristus
(Kristen), acuan utama kita adalah Tuhan Yesus, panduan kita adalah Firman
Tuhan. Di ayat 26, tertulis bahwa kita harus mengikut Yesus yang memberi
hidupNya untuk manusia. Dia nggak sayang-sayangin nyawanya sendiri supaya
manusia diselamatkan. Duh, kalau orang biasa mah ogah banget ngasih nyawanya
untuk orang lain. Ngedonorin mata atau ginjal
buat keluarga sendiri banyak orang yang masih mikir-mikir (jangan samain sama
film-film Korea ya, itu kan cuma film), apalagi kasih nyawanya sendiri. Mental kurban
mengacu pada Tuhan, semuanya untuk Tuhan. Tidak ada kata ‘ini buat aku’ dalam
karakter/mental kurban. Seringkali ada orang yang menganggap dirinya sudah
berkurban banyak dalam pelayanan. Kurban waktu, tenaga, duit, padahal dia
mengharapkan pujian di balik semua itu. Dia mengharapkan ada record untuk nanti
dia bisa apply beasiswa ke universitas keren bila dia berbulan-bulan menjadi
pengajar gratis di kampung yang tak tersentuh. Dia mengharapkan orang melihat
dia keren dan hebat bila ngasih tempat duduk buat nenek-nenek di kereta yang
desek-desekkan. Bahkan dia mengharapkan masuk surga saat dia melayani di gereja
bertahun-tahun tanpa bayaran! Kenapa? Emangnya orang nggak boleh berharap
seperti itu? Ada yang kamu lupakan, teman. Upahmu telah dibayar LUNAS di kayu salib. Berkurbanlah dengan
pikiran ini untuk Tuhan karena Ia terlebih dulu mengasihi kita dengan sangat
luar biasa hebatnya. Taatlah seperti Yesus yang mau mengurbankan nyawaNya (cek
ayat 27). Taat tanpa bilang, “Tapi kan, Tuhan..”
Jesus bless you.
Soundtrack: ALLAH YANG SETIA (by Jonathan Prawira dan Joseph S Djafar)
YESUS, KAU TELAH MEMULAI
S'GALA YANG BAIK DALAMKU
ENGKAU MENJADIKANKU
SERUPA GAMBARAN-MU
DAN BERHARGA DI MATA-MU
S'GALA YANG BAIK DALAMKU
ENGKAU MENJADIKANKU
SERUPA GAMBARAN-MU
DAN BERHARGA DI MATA-MU
YESUS, KAU TELAH MEMULAI
KARYA YANG MULIA DALAMKU
KAU BERIKAN HIDUP-MU
S'BAGAI GANTI DOSAKU
KAR'NA KASIH-MU PADAKU
KARYA YANG MULIA DALAMKU
KAU BERIKAN HIDUP-MU
S'BAGAI GANTI DOSAKU
KAR'NA KASIH-MU PADAKU
REFF:
S'KARANG KUMEMUJI-MU
ALLAH YANG SETIA
YANG TAK PERNAH MENINGGALKAN
PERBUATAN TANGAN-MU
S'KARANG KUMEMUJI-MU
ALLAH YANG SETIA
YANG TAK PERNAH MENINGGALKAN
PERBUATAN TANGAN-MU
S'KARANG KUMENYEMBAH-MU
ALLAH YANG MULIA
SEMPURNAKAN SEG'NAP HIDUPKU
AGAR INDAH BAGI-MU
ALLAH YANG MULIA
SEMPURNAKAN SEG'NAP HIDUPKU
AGAR INDAH BAGI-MU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar